Focus on Your Own

Randi

0 Comment

Link
good vibes only text

Selama bertahun-tahun, saya hidup dengan keyakinan bahwa setiap gerak-gerik saya di tempat umum selalu menjadi pusat perhatian orang lain.

Misalnya saat pergi ke Coffee Shop. Di sana, saya merasa cemas berlebihan karena terus-terusan menganggap semua orang sedang memperhatikan. Rasanya seperti ada yang salah dengan penampilan saya.

Well, karena ini, sebagian besar waktu saya di kafe dihabiskan dengan hampir sepenuhnya fokus pada posisi duduk saya, bagaimana orang melihat wajah saya, dan hal-hal sejenisnya.

Mungkin kita semua pernah terperangkap dengan spotlight effect seperti ini. Kita selalu berpikir semua orang peduli dengan apa yang kita lakukan.

Setiap kali melakukan sesuatu dan mempostingnya di media sosial, kita merasa seolah-olah orang-orang benar-benar peduli. Mengecek story Instagram milik sendiri setiap 10-20 menit sekali dan mencari tahu siapa saja yang sudah melihat.

person holding eyeglasses

Then I realized..

Sebenarnya kehidupan tidak berjalan seperti itu.

Tidak ada yang benar-benar perduli.

Sekali lagi,

Tidak ada soerang pun yang benar-benar peduli tentang itu.

Orang-orang punya masalah mereka sendiri. Mereka punya kehidupan mereka sendiri. Mereka punya tujuan mereka sendiri setiap hari dan setiap menit.

Mungkin ada yang peduli, misal datang dari teman dekat kita, atau keluarga kita. Tapi kebanyakan, mungkin attention span-nya hanya bertahan selama 5 menit.

Setelah itu, mereka kembali fokus pada urusan mereka. Mereka memikirkan masalah personal mereka. Dengan segala masalah yang mereka hadapi, apakah mereka punya waktu untuk memikirkan kita?

Mereka sebenarnya tidak ada yang peduli.

Sama seperti banyak skandal di negeri ini, dari selebriti hingga manuver busuk para elite politik, hebohnya cuma bertahan 10 hari. Setelah itu? Semua orang lupa. Tidak ada yang peduli.

Bahkan mereka yang punya DNA sebagai hipokrit sejati masih bisa mendapatkan simpati dari masyarakat dan terpilih lagi di pemilu dan pilkada. Orang-orang benar lupa.

Mereka fokus pada diri mereka sendiri. Hanya pada diri mereka sendiri. Tidak ada orang lain. Tidak ada pikiran lain. Hanya di masing-masing diri sendiri.

Oleh karena itu, tidaklah baik kalo kita selalu mengambil tindakan berdasarkan perasaan inferior itu.

Ini juga jadi menegaskan bahwa,

  • Setiap kali orang melihat kita, tidak seharusnya mengendalikan kita.
  • Setiap kali orang menilai kita, tidak seharusnya mengubah DNA kita. B
  • Bagaimana orang memandang kita seharusnya tidak mengendalikan kita.

Seharusnya hidup berjalan seperti itu.

Setidaknya setiap hari, fokuslah untuk meningkatkan diri, meski hanya 1%.

Saat saya berhenti memikirkan apa yang orang lain pikirkan, dan menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak peduli, saya menjadi lebih fokus. Saya menjadi lebih terkendali. Saya punya kebebasan untuk melakukan apa yang benar-benar ingin saya lakukan.

Kita punya kebebasan jika secara tidak sengaja parkir di tempat yang salah. Kita punya kebebasan jika salah memesan menu. Pun, kita juga punya kebebasan jika secara tidak sengaja mengatakan hal yang salah.

Setidaknya, kita belajar dari kesalahan-kesalahan itu.

Kita menjadi lebih baik. Kita mengevaluasi diri.

Itu jauh lebih penting daripada apa yang dilihat atau dinilai orang lain.

Fokuslah pada diri sendiri. Perbaiki dirimu sendiri. Punya pandangan yang fokus dan terarah.

Se-ma-ngat.

Tags:

Share:

Related Post